Lelah fisik dan lelah otak.
Fisik lelah setelah tadi siang mencoba menghubungi dan melobi beberapa pengrajin untuk diajak kerjasama memasarkan secara online.
Dari jam 9 sampai jam satu siang menyusuri stand demi stand pameran ditengah teriknya siang.
Ditambah lagi kudu cepet2 pulang buat nganterin duit buat berobat bapak.
Weww... Waktu serasa berjalan singkat.
Semua seakan2 dikejar dan tidak bisa melakukan degan tenang sedikit pun.
Dari MTD langsung balik kerumah, mau makan kok gak ada yang bisa dimakan.
Repotnya kalo punya istri ga dirumah :(
Ya sudah buat tidur-tiduran aja.
Ga bisa tidur malah badan tambah pegel-pegel, mana ditambah migren lagi ampe kalo kepala buat nunduk serasa mau pecah.
Ya Allah... buat semuanya mudah untuk hari ini.
Ga terasa udah asar aja, mandi sholat trs langsung berangkat jemput istri.
Macet nambah2in sesak aja, istighfar... istighfar..
***
Udah nyampe di rumah setelah perjalanan satu jam yang membosankan.
Berjalan tanpa obrolan hangat seperti biasanya.
Ga ada candaan ato ketawa2 seperti hari-hari sebelumnya.
Saya bisa memaklumi.
Mungkin istri saya kecapekan dan lagi banyak pikiran sampe ga mood untuk sekedar mengobrol.
Ya sudah ga papa.
Memang bapak mertua lagi sakit keras.
Dan sepertinya hari ini anak-anak bapak berkumpul semua di rumah.
Saya memang cuma menantu, jadi saya cukup tahu diri untuk tidak menyimak apa yang dibicarakan oleh keluarga besar istri saya.
Tampaknya terjadi perdebatan panjang tentang langkah apa yang akan ditempuh untuk mengobati bapak.
Saya tidak tahu.
Yang saya tahu istri saya menangis dikamar sesenggukan.
Saya pikir istri saya terpukul melihat keadaan bapak.
Tapi ternyata bukan itu.
Saya tidak tahu jelas, tapi tampaknya ada beberapa kata dari sodara-sodaranya yang cukup menyinggung dia.
Saya tidak tahu apa-apa, yang saya dengar hanya ungkapan saling menyalahkan dan kata-kata tidak pantas.
Saya pikir ini adalah keluarga terhormat, yang dibesarkan oleh didikan pesantren dan nilai2 agama yang kental.
Bahkan saya selalu minder karena saya dan keluarga saya cuman berasal dari kalangan biasa-biasa saja.
Cuman yang membuat saya kaget adalah begiru mudahnya kata-kata kasar terlontar.
Saya ga pernah mendengar kata-kata yang kasar ini selama hidup di keluarga saya.
Dan yang paling menyakitkan, entah sadar atau tidak, saya diusir keluar kamar oleh istri saya sendiri.
Saya ga tau kesalahan saya kenapa kok sampai diusir-usir.
Astaghfirullah... berikan saya kesabaran.
Ampuni istri saya Ya Allah.
Berikan hidayah untuk keluarga ini karena saya sayang dengan keluarga ini.
Semoga ke depan, saya akan mendapat perlakuan yang sama baiknya dengan apa yang sudah diperlakukan oleh keluarga saya sendiri.
Last wishes,
Ya Allah.. berikan kesembuhan pada ayahanda kami.
Saya tidak hapal banyak doa seperti sodara-sodara saya.
Meskipun hanya lafadz seadanya, tapi apa yang saya panjatkan adalah dari lubuk hati terdalam.
Engkau Yang Maha Mendengar kabulkan doa kami...amien...